Selasa, 04 Oktober 2011

Gunung Tambora



Kebanyakan dari kita lebih mengenal Gunung Krakatau dengan sejarah letusan kolosalnya, padahal jika dibandingkan dengan sejarah Gunung Tambora (2.850 m dpl), energi letusan yang dikeluarkan sebanyak 4 kali lebih besar dari Gunung Krakatau. Kehebatan dampak letusannya kepada Manusia dan lingkungan, Dunia barat bahkan menjulukinya sebagai Pompeii dari Timur dan digolongkan sebagai Gunung Berapi yang mempunyai kekuatan ledakan super (Supervulcano) yang artinya proses letusan gunung berapi ini memuntahkan isi perutnya lebih dari 1.000 kubik kilometer atau 240 mil kubik.
Gunung Tambora yang saat itu berbentuk stratovulcano, gunung yang berbentuk runcing pada ujungnya sebagaimana penggambaran awam kita tentang sebuah gunung. Meletus pada tahun 1815 dengan kekuatan peringkat ke tujuh menurut Volcanic Explosivity Index, dan termasuk sebagai ukuran letusan gunung berapi terbesar sepanjang sejarah. Penggambaran kehebatan letusan Tambora 1815 bahwa suara ledakannya terdengar hingga di Pulau Sumatera (lebih dari 2.000 km jauhnya). Abu Vulkanik yang keluar dari gunung diamati juga jatuh di Kalimantan, Jawa, Maluku dan Sulawesi. Korban yang tewas setidaknya terhitung sekitar 71.000 jiwa (mungkin catatan yang paling mematikan dalam sejarah letusan), yang langsung tewas karena letusan terhitung berkisar 11.000 - 12.000 jiwa, dan selebihnya tewas karena dampak lanjutan dari letusan gunung mulai dari wabah penyakit, kelaparan karena kegagalan panen dan dampak perubahan iklim global yang disebabkan oleh letusan gunung Tambora.

Pompeii

adalah kota modern pada masa kejayaan kekaisaran Romawi, dekat napoli di wilayah Italia. Pompeii hancur dan benar-benar terkubur karena sekian lama dan panjangnya dampak letusan dari gunung berapi Vesuvius yang terjadi pada 79 M. Runtuhnya gunung tersebut sehingga mengubur Pompeii dibawah 60 kaki dengan abu dan batu apung. Letusan yang berlangsung selama 19 jam dan mengeluarkan sekitar 1 kubik mil (4 kubik kilometer) abu dan batu sehingga juga mengakibatkan kerusakan yang berarti kota tetangganya, Herculaneum. Korban jiwa dari bencana ini diperhitungkan antara 10.000-25.000 jiwa.
Pada masa tersebut, masyarakat Romawi sudah sangat terbiasa dengan getaran-getaran kecil pada buminya. Pada tulisan sejarah yang ditemukan, menjelaskan bahwa "mereka tidak cukup kuatir dengan situasi ini karena cukup sering terjadi di daerahnya". Tujuh belas tahun sebelum letusan Venusius terjadi, Pompeii dan kota terdekat lainnya sudah merasakan gempa tektonik yang cukup kuat yang terjadi pada 5 Februari 92 yang dampaknya juga menyebabkan kerusakan yang cukup luas, khususnya di sekitar daerah teluk Naples.
Setelah bermula dengan gempa kecil pada 20 Agustus 79, mulai sore hari pada 24 Agustus yang secara kebetulan bertepatan dengan festival Vulcanalia - upacara rakyat terkait dengan Dewa Api Romawi, sebuah bencana yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi baru memulai,  dan berdampak menghancurkan wilayah Pompeii serta kota disekitarnya.
Catatan sejarah yang ditemukan dalam bentuk dua surat yang ditulis oleh saksi mata Plinius muda, yang menggambarkan secara rinci proses meletusnya gunung dan dampak yang diakibatkan, termasuk juga menceritakan kematian pamannya yang mencoba melakukan evakuasi korban dengan menggunakan kapalnya.

Letusan yang Bersejarah


Sebelum mengalami letusan puncak gunung Tambora mencapai 4.300 m dpl, ketinggian ini berarti gunung tersebut menempati daftar gunung tertinggi di Indonesia pada masanya. Beberapa abad sebelum letusan, gunung Tambora mengalami masa dormansi atau disebut sebagai masa istirahat. Penggambaran dormansi sesungguhnya adalah seperti biji tanaman sebelum muncul tunas, sebelum mencapai waktu dan tempat yang optimal situasi biji tanaman tersebut melakukan istirahat sementara, tentu saja tidak bisa dikatakan sebagai biji yang mati, meskipun cukup lama tidak bertunas.
Memulai tingkat aktifitasnya dari tahun 1812,  kaldera mulai bergemuruh dan menyebabkan awan hitam. Pada 5 April 1815, sebuah letusan ukuran sedang mulai terjadi, dan diikuti oleh gemuruh suara ledakan sehingga terdengar sampai di Makasar, Sulawesi (jarak 380 kilometer), Jakarta dan beberapa bagian di Jawa lainnya, dan pada paginya tanggal 6 April abu vulkanik yang dikeluarkan mulai jatuh di Jawa Timur, suara ledakan beruntun terjadi hingga 10 April (11 April) semakin keras sehingga terdengar sampai di Sumatera dan Kalimantan.
Dari serangkaian letusan yang terjadi dalam waktu beberapa hari, meledakkan dan memotong gunung dengan lebar hampir satu mil. Kolom vulkanik yang keluar dari perut bumi terbang ke angkasa sejauh 40 km dan kembali ke tanah membuat aliran abu besar piroklastik, batu apung dan puing-puing. Aliran piroklastik sudah berdampak menewaskan orang-orang di jalan-jalan, dan melakukan perjalanan sejauh 1.300 km. Ketika aliran ini mencapai laut, menciptakan sebuah perpindahan yang sangat besar sehingga menyebabkan tsunami setinggi 5 meter yang memancar keluar dari pulau. Dan Tsunami ini juga menyebabkan dampak banjir, kehancuran dan kematian pada pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Tabel Perbandingan Dampak Letusan Gunung Berapi Dunia

Letusan
Tahun
Tinggi Kolom (km)
anomaly Musim Panas (°C)
Kematian
Mount Vesuvius79
30
5
?
>2000
Taupo186
51
7
?
Baekdu969
25
6–7
?
?
Kuwae1452
?
6
?0.5
?
Huaynaputina1600
46
6
?0.8
?1400
Tambora
1815
43
7
?0.5
> 71,000
Krakatau1883
25
6
?0.3
36,600
Santamaría1902
34
6
no anomaly
7,000–13,000
Katmai1912
32
6
?0.4
2
Mt. St. Helens1980
19
5
no anomaly
57
El Chichón1982
32
4–5
?
> 2,000
Nevado del Ruiz1985
27
3
no anomaly
23,000
Pinatubo1991
34
6
?0.5
1202
Sumber: Wikipedia

Gunung Berapi di Indonesia


Gunung Api atau yang lebih lazim di sebut dengan gunung berapi, merupakan gunung yang masih aktif melakukan aktivitas letusan atau suatu permukaan bumi yang menonjol yang mempunyai kekuatan dari dalam untuk mengeluarkan material yang terkandung di dalamnya yang di sertai dengan awan panas. Letusan gunung api sudah lama dikenal. Penemuan Fosil manusia purba yang tertimbul oleh batuan sisa gunung api yang pernah meletus pada jaman dahulu dapat menjadi suatu bahan bukti akan hal tersebut.
Letusan gunung api merupakan suatu gejala alam yang menakutkan dan amat berbahaya. Kepunahan sekelompok manusia dan kehidupannya pada masa lampau seringkali di sebabkan bencana alam yang hebat, diantaranya gunung api. Hal ini ditunjukkan ditemukannya fosil-fosil manusia purba dan peninggalan- peninggalan zaman purbakala yang tertumpuk batuan dan tanah.
Walaupun gunung api merupakan sumber dari bahaya yang besar, yang merugikan tetapi di lain hal gunung api juga memberi banyak manfaat. Lapukan batuan gunung api mendatangkan kesuburan bagi tanaman. Mineral-mineral yang masih segar yang membawa abu gunung api, seolah-olah merupakan pupuk yang tak henti-hentinya ditabur dari langit. Selain kesuburan tanah, gunung api juga mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, antara lain;

A. Sebagai tempat wisata

Gunung api mampu menyuguhkan kepada kita keadaan alam yang unik. Topografinya yang menjulang memberikan kepada kita pemandangan yang luas didaerah sekitarnya. Contohnya Gunung Bromo, Matahari terbit disini amat menakjubkan karena dapat dipandang lepas dari ketinggian, lalu dipuncak gunung api kita bisa menyaksikan alam yang gersang, berbatu - batu, alam yang keras. Sangat berbeda dengan pemandangan yang lembut, yang terdapat di sekitarnya. Dikaki dan lereng gunung api lubang kawah yang menganga yang ditingkahi dengan letupan - letupan yang tak kenal henti membuat setiap insan bergetar, bau belerang yang menyeruak kesegaran hawa pegunungan akan memberikan kenangan tersendiri kepada setiap pendaki atau wisatawan.

B. Sebagai Tempat Petualangan

Menjelajahi gunung api memang banyak resiko batuan yang tajam terkadang dapat merenggut nyawa dan itulah tantangan bagi pendakian gunung api. Petualangan digunung api di Indonesia masih memerlukan pengembangan karena masih sering terdengar pemuda - pemuda kita yang tersesat dalam petualangan menjelajahi gunung api antara lain Gunung Gede - Pangrango, Gunung Salak, Gunung Semeru, Gunung Ceremai atau Gunung Slamet seringkali menjadi berita karena telah menelan korban.
Gunung api memang bisa buas bila kita tidak siap berkawan dengannya, bukan saja pengetahuan dan kemampuan fisik yang cukup, tetapi juga lapangannya disiapkan termasuk kebutuhan-kebutuhan berpetualang di gunung api.

C. Sebagai pengobatan dan tempat peninggalan sejarah

Air panas acapkali terdapat disekitar gunung api, oleh karena panas gunung api merambat kedalam air tanah. Dalam perjalannya ke permukaan air yang panas tersebut melarutkan berbagai mineral yang berguna untuk kesehatan. Air panas yang keluar dapat dipergunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit antara lain koreng sampai kolesterol, tetapi sebelum berendam di air panas gunung api harus tetap waspada akan kandungan racun yang ada.
Jumlah gunung api aktif = 129 bh
Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 th terahkir = 70 bh
Luas daerah yang terancam = 16.670 km
Jumlah jiwa yang terancam = 5.000.000 orang

Penyebaran Gunung Api di Indonesia
Sumatra : 30 buahJawa : 35 buahBali dan Nusa Tenggara: 30 buahMaluku : 16 buahSulawesi : 18 buahJumlah : 129 buah
Letusan gunung api dapat merubah jalannya sejarah dan mempengaruhi kebudayaan manusia, misalnya Gunung Merapi di Jawa Tengah yang meletus hebat pada tahun 1806, telah memporak - porandakan kerajaan mataram. Semua anggota kerajaan meninggal dunia. Dalam musibah itu dapat mengalihkan letak kerajaan dan menjadikan kerajaan yang baru, demikian letusan Gunung Kelud. Banyak peninggalan kejayaan masa lalu terkubur dalam batuan gunung api, candi - candi banyak di gali di sekitar Gunung Merapi, Gunung Kelud juga merupakan saksi bisu sejarah kerajaan Majapahit.
Selain peranan penting diatas gunung api juga mendorong IPTEK di Indonesia. Penyebaran gunung api di Indonesia merentang sepanjang 700 Km dari Aceh sampai di Sulawesi utara melalui Bukit barisan, Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Maluku.
Sejumlah 129 buah gunung api ini bergantian meletus sepanjang sabuk gunung api ini dan menewaskan hampir 5 juta penduduk yang bermukim di sekitar daerah bahaya. Letusan gunung api dapat berupa awan pijar, bom pijar, pasir, debu dan lahar serta gas - gas beracun.
Pada umumnya suatau daerah yang terancam bahaya gunung api di seluruh Indonesia dapat di perkirakan oleh jawatan Vulkanologi. Berikut jumlah prakiraan jumlah penduduk yang terancam oleh gunung api. Dari gambaran di atas tampak bahwa Pulau Jawa memiliki gunung api terbanyak dan bila hal ini di bandingkan dengan luas Pulau Jawa yang hanya 7 % dari seluruh dataran Indonesia serta jumlah penduduknya yang padat yaitu lebih kurang 70 % dari seluruh penduduk Indonesia, maka dapat di fahami bahwa tingkat bahaya gunung api di Pulau Jawa relatif lebih besar.
Untuk menentukan pemilihan Prioritas pengamatan gunung api di Indonesia dapat di bagi dalam 3 (tiga) golongan yang di dasarkan pada tingkat aktivitasnya, antara lain;
A. Golongan A yaitu gunung api yang pernah meletus atau memperlihatkan kenaikan aktivitas magnetik di hitung sejak tahun 1680, jumlahnya 76 buah.
B.
Golongan B yaitu Gunung api yang memperlihatkan aktivitas fumarola tetapi sejak tahun 1600 tidak meletus, jumlahnya 29 buah.
C.
Golongan C yaitu Lapangan Solfatara atau fumarola tetapi tidak memperlihatkan bentuk gunung api, jumlahnya 24 buah.
Letusan suatu gunung api dapat menyapu daerah seluas lebih kurang 10 sampai 20 kilometer di sekitarnya. Bahaya lahar bisa mencapai puluhan kilometer dari pusat letusan. Abu gunung api dapat menyebar sejauh ratusan kilometer dan mengancam keamanan penerbangan serta mempengaruhi suhu seluruh muka bumi.
Pada garis besarnya bahaya gunungapi dapat dibagi atas bahaya langsung (Primer) dan bahaya Ikutan (sekunder). Bahaya langsung dapat terjadi karena lemparan batuan seperti lemparan bom, aliran lava, dan hembusan letusan seperti hembusan awan pijar, gas beracun dan pekatnya hujan abu. Bahaya ikutan adalah bahaya yang timbul karena aliran lumpur yang tercampur dengan batuan.

Secara singkatnya ancaman gunung api itu dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

A. Lava

Lava adalah aliran batuan cair yang meleleh karena suhunya tinggi (sampai 1200 0 C). Lava mengalir melalui lereng dan dapat memcapai beberapa kilometer. Semua benda yang di lalui hancur terbakar. Lava dapat melongsor dan menimbulkan awan pijar serta letusan gas (degasing).

B. Bom Gunung Api

Bom gunung api dapat terlempar dari pusat letusan sejauh radius 10 Km. Bom ini berukuran dari 10 0C lebih sampai ukuran 1/2 atau 2 sampai 3 m; biasanya panas atau pijar dan dapat menimbulkan kebakaran, baik pada rumah maupun hutan.

C. Pasir dan Lapili

Pasir dan lapili adalah lemparan material letusan yang lebih kecil dari bom. Pasir berukuran lebih kecil dari 2 mm sedangkan lapili lebih besar dari pasir sampai berukuran beberapa cm. Selain menghancurkan atap rumah karena bebannya, juga pasir dan lapili dapat menghancurkan hutan dan pepohonan.

D. Awan Pijar

Awan Pijar ini adalah Suspensi dari material yang halus yang dihembuskan oleh suatu gunung api dan merupakan campuran yang pekat dari gas uap dan materi yang halus tadi. Di Gunung Merapi, Jawa Tengah awan pijar disebut juga "Wedus Gembel" terjadi karena keluarnya gas dan lemparan material halus dari longsoran kubah yang membara (Jenis Merapi). Awan panas ini mencapai jarak sampai 10 km dari pusat longsoran.

E. Abu Gunung Api dan Gas beracun

Abu merupakan lemparan material yang paling halus dari suatu letusan gunung api. Pada umumnya suhunya tidak panas lagi. Kadar gas yang keluar terlampau tinggi dari letusan suatu gunung api dapat pula menyebabkan kematian.
Jika kita mendaki suatu gunung api kita dapat mempelajari bahan - bahan tersebut di Dinas Vulkanologi yang memantau gunung api tersebut.
Inilah sekelumit tentang gunung api di Indonesia baik bahaya dan manfaatnya. Karena kita sering mendaki atau melihat pemandangan di sekitarnya sudah barang tentu kita harus mempunyai pengetahuan tentang ke gunung api dan saya berharap tulisan ini dapat membantu anda untuk mengetahui tentang gunung berapi yang akan kita jadikan arena petualangan pendakian.

Gunung Berapi Bawah Laut di Indonesia


Pemberitaan mengenai ditemukannya gunung berapi bawah laut terbesar di indonesia akhir-akhir banyak menarik perhatian masyarakat. Dengan Judul Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera, segenap rasa takjub sekaligus cemas mewarnai pembahasnya, lebih-lebih masyarakat Bengkulu yang berada lebih dekat dengan lokasi gunung berapi tersebut. Namun beberapa waktu berikutnya muncul informasi dari Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) yang menuturkan bahwa Info Gunung Berapi bawah laut tidak benar, yang memperkirakan bahwa bagian tersebut adalah bagian lempengan yang berada di Wilayah Samudra Indonesia.
Tidak bermaksud menambah ruwet permasalahan tentang benar atau tidaknya informasi tersebut, tidak ada salahnya jika kita menilik lebih dalam lagi tentang Gunung Berapi di bawah laut indonesia.

Gunung Laut atau Sea Mount

Menurut terjemahan bebas dari wikipedia, Sea Mount atau Gunung Laut adalah sebuah gunung yang naik dari dasar laut yang tidak sampai naik hingga permukaan air (permukaa laut), dan dengan demikian bukanlah juga sebuah pulau. Umumnya ditemukan terbentuk dari proses pembentukan gunung berapi dan muncul pada kedalaman mulai dari 1000-4000 meter dari kedalaman dasar laut. Setidaknya terdapat sebanyak 30.000 gunung laut yang tersebar di seluruh dunia, dan hanya beberapa saja yang telah dipelajari.
Umumnya Gunung Laut terisolasi dan berbentuk kerucut dan berasal dari proses vulkanik. Mempelajari secara khusus gunung laut sangatlah menarik, karena memuat beberapa alasan:
  • Tingkat keanekaragaman hayati pada gunung laut (sea mount) sangat bervariasi dan beranekaragam, juga sebagai batu loncatan untuk penyebaran spesies pesisir.
  • Bisa juga disebut sebagai lokasi yang sedang berproduksi tinggi yang sangan penting dalam mendukung aktifitas komersial dibidang pertambangan dan karang perikanan.
  • Tetapi juga termasuk ekosistem yang rapuh, sehingga perlu dijaga dengan ketat terhadap upaya-upaya perusakan habitat.

Jenis Gunung Laut

Terdat pembagian beberapa jenis gunung laut, adalah:
  • Gunung Laut (seamount), dengan ciri ketinggian lebih dari 1000 meter (1km) dari dasar laut.
  • Bukit - dengan ketinggian kurang dari 1000 meter dari dasar laut
  • Pinnacle - berbentuk pilar yang lebih kecil.

Sebaran dan Kelimpahan Gunung Laut di Dunia

Gunung laut, didunia dapat ditemukan pada semua cekungan di laut, dengan distribusi yang cukup bervariasi dalam ruang dan waktu, dan dapat ditemukan pada bagian kerak samudra. Hampir setengah dari gunung laut di dunia ditemukan pada Samudra Pasifik dan sisanya tersebar pada bagian Atlantik dan Samudera India.
Menurut Encyclopedia of Earth, memperkirakan sebaran gunung laut di dunia berkisar 100.000 gunung laut yang memiliki ketinggian diatas 1000 meter, dan ribuan lainnya jika dihitung di bawah ketinggian 1000 meter. Perkiraan ini didasarkan dengan penggunaan satelit dengan memeriksa altimetry anomali gravitasi di bawah permukaan laut. Namun keterbatasan cara ini untuk memperkirakan yang kecil dan di kedalaman laut, sehingga masih terbatas untuk memperkirakan jumlah yang sebenarnya.

Gunung Berapi Bawah Laut di Indonesia

Belum banyak memang informasi dan data yang menyebutkan secara lengkap tentang gunung bawah laut di indonesia, menjadi prioritas menjadi pengamatan secara khusus adalah gunung berapinya, mengingat dampak yang disebabkan jika meletus. Lebih-lebih pada tahun-tahun ini Indonesia mengalami begitu banyak musibah yang disebabkan oleh bencana geologi.
Harian Kompas, melalui liputannya mencatat bahwa Indonesia Memiliki 5 Gunung Api Bawah Laut, seperti yang dituturkan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Di perairan Sulawesi Utara yang dinyatakan masih aktif adalah Gunung Submarine yang berada di bawah laut sebelah barat Pulau Marore yang pernah meletus pada tahun 1922, juga Gunung Mahangetang (BanuaWalu) yang tidak jauh dari Pulau Mahangetang.
Selain itu, diperairan Banda ada Gunung Niuwewerker (1927) dan Emperor of China. Gunung Api bawah laut lainnya adalah Gunung Hobal (1999) di perairan Nusa Tenggara Timur, secara administratif gunung Hobal berada di Kecamatan Atedai, Kabupaten Flores bagian Timur, Nusa Tenggara Timur, Pulau Lembata (nama lain Pulau Lomblem)

Lebih Dekat dengan Gunung Api Bawah Laut

Dari beberapa penelitian dan survei kelautan, sebagian besar gunung api yang telah terdeteksi berada di kedalaman puluhan hingga ribuan kilometer sehingga hanya dapat diselami dengan bantuan alat berteknologi khusus. Di antara banyak gunung berapi terdapat dua gunung yang berada di perairan cukup dangkal.
Salah satunya di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Banua Wuhu, demikian masyarakat setempat menyebut gunung itu, berada hanya 300 meter dari sisi barat daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan di kedalaman 8 meter. Suhu air rata-rata di sana 37-38 derajat celsius.
Di sejumlah lubang, keluar air panas yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba merogoh ke dalamnya. Saya hanya sempat menyelam dua kali di sini. Pertama, karena terlalu sore, pasang telah naik dan arus cukup kuat. Keesokan harinya kami turun tepat saat arus mati, yaitu masa antara pergantian arus pasang dan surut. Saat itu kami dapat menjelajahi topografi Banua Wuhu berupa bukit dan lembah tumpukan bebatuan berukuran besar.
Kehidupan biota laut juga tak kalah menarik, koloni terumbu karang yang rapat dan sehat terhampar di kedalaman 10 meter hingga 20 meter. Konon terdapat lorong bawah laut yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan upacara tulude setiap akhir Januari. Dua minggu sebelum ritual tersebut, seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka.

Gunung Bromo

Gunung Bromo

Gunung Bromo (2.329 m dpl), adalah salah satu gunung dari beberapa gunung lainnya yang terhampar di kawasan Komplek Pegunungan Tengger, berdiri diareal Kaldera berdiameter 8-10 km yang dinding kalderanya mengelilingi laut pasir sangat terjal dengan kemiringan ± 60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter. Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah kawah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo yang sampai saat ini masih terlihat mengepulkan asap putih setiap saat, manandakan Gunung ini masih aktif.
 

Sejarah Pembentukan

Menurut sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan lautan pasir berawal dari dua gunung yang saling berimpitan satu sama lain. Gunung Tengger (4.000 m dpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi pada waktu itu. Kemudian terjadi letusan kecil, materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah besar dan dalam sampai ke desa sapi kerep. Letusan dahsyat kemudian menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari delapan kilometer. Karena dalamnya kaldera, materi vulkanik letusan lanjutan tertumpuk di dalam dan sekarang menjadi lautan pasir dan di duga dulu kala pernah terisi oleh air dan kemudian aktivitas lanjutan adalah munculnya lorong magma ditengah kaldera sehingga muncul gunung - gunung baru antara lain Lautan pasir, Gunung Widodaren, Gunung watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.

Legenda Masyarakat

Menurut legenda dijelaskan tentang asal usul Suku Tengger ini. Dahulu di pulau Jawa di perintah oleh Raja Brawijaya dari Majapahit yang mempunyai anak perempuan bernama Rara Anteng yang menikah dengan Joko Seger, keturunan Brahmana. Ketika terjadi pergolakan di pulau Jawa, sebagian masyarakat yang setia pada agama Hindu melarikan diri ke pulau Bali. Sebagian lainnya menarik diri dari dunia keramaian dan bermukim di sebuah dataran tinggi di kaki Gunung Bromo, dipimpin oleh Roro Anteng dan Joko Seger, jadilah mereka suku Tengger, kependekan dari AnTeng dan SeGer.

Komplek Pegunungan

Gunung Bromo termasuk bagian salah satu gunung yang berada di Komplek Pegunungan Tengger. Pada hamparan pasir yang sangat luas (Laut Pasir) dengan gunung-gunung di tengahnya yaitu: G. Bromo (2.392 m dpl), G. Batok ( 2.440 m dpl), G. Widodaren (2.614 m dpl), G. Watangan (2.601 m dpl) dan G. kursi (2.581 m dpl). Dinding kaldera yang mengelilingi laut pasir sangat terjal dengan kemiringan ±60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter. Di keliling kaldera Tengger terdapat beberapa gunung diantaranya adalah G. Penanjakan (2.770 m dpl.), G. Cemorolawang, G. Lingker (2.278m dpl.), G. Pundak Lembu (2.635 m dpl.), G Jantur (2.705 m dpl.),G.Ider-ider (2.527 m dpl.) serta G.Mungal (2.480 m dpl.). Sedangkan pada Komplek Pegunungan Jambangan terdapat G. Lanang (2.313 m dpl), G Ayek-ayek (2.819 m dpl), G. Panggonan Cilik (2.883 m dpl), G Keduwung (2.334 m dpl), G Jambangan (3.020 m dpl), G Widodaren (2.000 m dpl), G Kepolo (3.035 m dpl), G Malang (2.401 m dpl), dan G Semeru (3.676 m dpl).

Menikmati Matahari Terbit

Salah satu atraksi yang paling menarik di atas Gunung Bromo adalah Matahari terbit. Gumpalan awan yang menutup langit perlahan - lahan tersibak oleh bola putih kekuning - kuningan. Cahaya merah merona diufuk timur. Perlahan - lahan timbulah temberang yang kian membesar hingga membentuk setengah lingkaran sang surya y\nang merah menyala. Berangsur - angsur warnanya berubah menjadi keemasan. Udara sekitar mulai menerang. Mulailah suatau hari dan kehidupan yang baru. Semuanya mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Kecuali di puncak Bromo, atraksi matahari terbit bisa di lihat di Puncak Pananjakan.

Upacara Kasada (kasodo)

Pada tanggal 14 dan 15 bulan ke duabelas (tahun Jawa) atau bulan Desember/Januari (tahun Masehi) diadakan upacara Kasada. Dalam upacara ini dikorbankan sebagian hasil sawah, ladang dan ternak masyarakat dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain Upacara Kasodo juga di kenal Upacara Karo Dan Ayak-ayak.

Menuju Lokasi

Dari Surabaya. Untuk menuju Gunung Bromo dari arah Pasuruan. Dari Surabaya kita naik bis menuju Probolinggo dan turun di Pasuruan yang membutuhkan watu 1,5 jam. Selanjutnya naik colt menuju Desa Tosari - Wonokitri.
Di Wonokitri kita dapat bermalam di hotel atau losmen atau dapat juga langsung meneruskan per-jalanan menuju Gunung Pananjakan atau masuk ke lautan pasir menuju puncak Gunung Bromo.
Bila dari arah Probolinggo, kita naik colt atau bis menuju Sukapura, kemudian kita terus ke Ngadisari. Dari Ngadisari naik kuda atau berjalan kaki menuju Cemoro lawang ± 3 km. Di Cemoro lawang kita dapat bermalam di hotel atau losmen. Besuk pagi kita dapat melanjutkan perjalanan ke kawah Gunung Bromo, yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau naik kuda yang disewakan oleh masyarakat setempat.
Bila dari arah Malang kita bisa lewat Jemplang, Ngadas. Dari Malang naik minibus menuju ke Tumpang (18 Km) sekitar 30 menit. Dari Tumpang perjalanan kita lanjutkan dengan naik Jeep menuju ke Jemplang sekitar 1,5 jam perjalanan melewati Desa Gubuk Klakah dan Desa Ngadas. Disekitar perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan alam yang berupa kebun-kebun penduduk yang berada di lereng-lereng gunung dan hutan alam yang masih asli. Memasuki Desa Ngadas di sekitar jalan kita melewati hutan cemara yang tertata rapi. Kondisi jalan dari Tumpang menuju Jemplang sekarang sudah baik.


Dari Jemplang perjalanan kita teruskan menuju ke Gunung Bromo melewati jalan berbatu dan lautan pasir selama 1 jam perjalanan dengan Trekking.
Bila lewat Purwodadi, dari Kota Malang kita naik Bus atau minibus menuju ke Purwodadi selam 30 menit. Dari Purwodadi kita naik minibus menuju ke Desa Tosari, melewati Desa Nonggojajar selama 1,5 jam perjalanana. Dari Tosari kita teruskan menuju Wonokitri.
Menuju Kawah Gunung Bromo dapat didaki melalui tangga buatan (249 buah), dari sini akan terlihat kawah Bromo mengangah lebar dengan kepulan asap yang keluar dari dasarnya.

Kawah Ijen

Kawah Ijen, dibentuk oleh gunung api kembar dengan Gunung Merapi yang telah padam. Kawahnya berbentuk elips, karena terjadinya perpindahan pipa kepundan. Kawah Ijen merupakan salah satu panorama alam yang terindah di Indonesia, didasar kawah asap belerang mengepul sehingga menjadikan aroma di sekitar kawah berbau belerang.
Kawah Ijen berupa danau kawah yang berukuran kurang lebih 960x600 m, berada pada ketinggian 2.148 m.dpl, dan kedalamannya 200 m. Di dalam kawah gunung ini terdiri atas endapan batuan sisa letusan. Tebing - tebing terjal mengelilingi kawah dan bila kita ingin menuju ke kawah kita harus melalui jalanan di sekitar tebing yang biasa dilalui penambang belerang. Kawasan Kawah Ijen merupakan sebuah dataran tinggi, terdiri dari bukit Gunung Merapi (2.799 m.dpl) yang terletak bersebelahan.
Kawah Ijen merupakan kaldera terbesar di Indonesia, dan sampai sekarang bijih belerangnya ditambang secara tradisional. Kaldera Ijen juga memiliki potensi panas bumi yang rencananya akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

Jalur Pendakian

Untuk menuju Kawah Ijen, terdapat dua jalur utama, yaitu dari arah Bondowoso-Wonosari dan Banyuwangi-Licin. Dari arah Bondowoso mobil bisa mencapai Pal Tuding yang merupakan awal pendakian, sedangkan dari arah Banyuwangi kita harus berjalan 4 jam dari Desa Jambu untuk mencapai Pal Tuding, karena jalan aspal dari Jambu menuju Pal Tuding sedang dibuat.

Jalur Sempol, Bondowoso

Dari Bondowoso, kita naik angkutan umum (minibus) menuju Wonosari dilanjutkan lagi ke Sukosari, dan ganti kendaraan lagi menuju Sempol. Di sini kita dapat mencari penginapan sederhana yang diusahakan para petugas PHPA, atau kita bisa menginap di Perkebunan Kopi Belawan yang memiliki penginapan yang dikelola dengan baik. Untuk mencapai Belawan yang jaraknya 3 km, tidak ada kendaraan umum, kecuali carter atau menumpang kendaraan perkebunan. Kalau menginap di Belawan, kita bisa menikmati mandi air panas yang telah dikelola masyarakat dengan biaya sekedarnya.
Dari Sempol kita menuju ke Pal Tuding yang berjarak 13 Km, perjalanan membutuhkan waktu 30 menit dengan kendaraan. Karena tidak ada kendaraan umum, untuk menyingkat waktu, dianjurkan untuk menyewa kendaraan dari Wonosari atau Sempol sampai ke Pal Tuding. Perjalanan menuju Pal Tuding ini kita melewati padang rumput dan kebun kopi yang sangat luas.
Di Pal Tuding kita harus melaporkan pendakian kita kepada petugas PHPA, dan membeli tanda masuk. Kita bisa menginap di Pos PHPA ini dengan biaya sekedarnya, juga menyewa sleeping bag bila diperlukan. Dianjurkan untuk menginap di Pos PHPA ini, atau di Sempol, karena perjalanan ke Kawah Ijen hanya 2 jam saja dari Pal Tuding ini.
Dari Pal Tuding perjalanan terus menanjak melintasi jalan yang cukup lebar dengan pemandangan hutan alam yang indah. Diperlukan waktu 1,5 jam maka kita akan sampai di Pondok Penambangan Belerang. Pondok ini dibuat kantor penampungan hasil belerang yang di dapat dari kawah. Di tempat ini kita bisa membeli minuman dan makanan ringan. Dari Pondok ini hanya diperlukan waktu 0,5 jam lagi melewati jalanan yang datar kita akan sampai di Kawah Ijen.
Kawasan Kawah Ijen mempunyai panorama alam yang sangat indah. Suhu di sekitar kawah Ijen dapat mencapai 12 - 18 C dan Curah hujannya mencapai 3.000 - 4.000 mm/tahun. Di sekitar lereng kawah terhampar pohon Manisrejo yang berdaun kemerahan, sedangkan batuan dinding kawah berwarna belerang, kekuningan, kondisi-kondisi inilah yang membuat panorama alam disini begitu mengesankan untuk dinikmati.
Dari punggungan kawah sejauh mata memandang kita bisa menyaksikan gunung-gunung di sekelilingnya dengan jelas, di sebelah kiri kita memandang Gunung Padak, Gunung Widodaren (2.601 m.dpl) dan sebelah kanan kita memandang Gunung Merapi (2.800 m.dpl).

Jalur Banyuwangi

Dari kota Banyuwangi, kita menuju ke terminal Sasak Perot/Banjarsari dengan naik bemo. Dari Sasak perot kita ganti kendaraan minibus ke jurusan Licin. Dari desa Licin kita menuju kearah Sodong lewat Jambu dengan naik Truk perkebunan atau ojek dan bisa juga dengan travel karena jalanan mudah di lalui oleh kendaraan. Perjalanan melewati perkebunan kopi dan cengkeh serta hutan tropika yang indah. Jarak Licin ke Sodong 8 Km (2,5 Jam). Setelah tiba di Sodong kita melanjutkan perjalanan lagi menuju ke Paltuding dengan Truk/Ojek. Paltuding merupakan tempat bertemunya jalur lewat dari arah Bondowoso dan arah Banyuwangi.
Kalau punya cukup waktu, bila memulai perjalanan dari arah Bondowoso, dianjurkan turun ke arah Banyuwangi, selain transportasi umum lebih mudah di Jambu, juga bisa menikmati pemandangan hutan alam yang indah disepanjang perjalanan dari Pal Tuding ke Jambu, juga sekaligus menikmati pemandangan alam pantai Selat Bali di Banyuwangi - Ketapang yang berpantai landai.
Dari Banyuwangi kita bisa meneruskan perjalanan ke Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo untuk menyaksikan habitat terbesar di Jawa untuk Kerbau Liar, Rusa dan Banteng. Kita juga bisa meneruskan perjalanan ke Pulau Bali.
Kalau kita berasal dari daerah yang jauh dari Kawah Ijen, sebaiknya kita merencanakan pendakian ke Gunung Raung sebagai pendakian utama dan pendakian ke Kawah Ijen dapat dijadikan pendakian tambahan setelah pendakian yang cukup melelahkan ke Gunung Raung.
Bila kita ingin menginap di Kota Banyuwangi banyak terdapat Hotel. Karena letak kota Banyuwangi sebagai pintu gerbang menuju kawasan wisata yang terkenal di dunia yaitu pulau Bali.Hotel yang terdapat di sini antara lain Hotel Baru dengan alamat Jl. Pattimura 82 -84. Hotel ini tersedia bermacam - macam tarif bermalam antara Rp. 15.000,00 sampai dengan Rp 250.000,00 dan masih banyak lagi hotel di kawasan ini.